INTEGRASI AGAMA DAN SAINS DALAM PERSPEKTIF RAJI AL-FARUQI SOLUTIF DAN SINTESISNYA TERHADAP PROBLEMA PENDIDIKAN ISLAM

Penulis

  • Isnaini Septemiarti STAI Nurul Hidayah

Kata Kunci:

integrasi, sains, Ismail Raji al-Faruqi

Abstrak

Krisis ilmu pengetahuan modern ini telah sampai pada krisis landasan filososifs. Pondasi epistemologi positivisme-rasionalisme yang digunakan ilmu pengetahuan modern sebagai topangan berfikir secara lambat laun tapi pasti telah meniadakan keberadaan nilai terutama nilai agama atau menihilkan keberadaan Tuhan. Hal ini didukung dengan pernyataan bahwa ilmu yang obyektif itu bebas nilai. Dengan istilah yang lain, di tengah-tengah umat manusia sekarang ini adalah krisis spiritualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme, ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern di mana sekularisme menjadi mentalitas zaman dan karena itu spiritualisme menjadi suatu tema bagi kehidupan modern. Artikel ini mencoba menjelaskan posisi agama dan ilmu pengetahuan dalam pandangan Ismail Raji Al Faruqi. Al Faruqi berasumsi bahwa ilmu pengetahuan modern memicu adanya perdebatan wahyu dan akal di kalangan umat muslim. Oleh karena itu, Al Faruqi berpendapat bahwa diperlukan sebuah konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan yang bertumpuh pada kekuatan tauhid. Pengetahuan Islami selalu menitik beratkan keterpaduan kosmos, keterpaduan kebenaran dan ilmu pengetahuan serta kesatuan kehidupan. Dalam hal islamisasi ilmu pengetahuan Al Faruqi menawarkan landasan objek rencana kerja islamisasi ilmu pengetahuan sebagai berikut: 1) Menguasai disiplin ilmu pengetahuan modern, 2) Menguasai khazanah keislaman, 3) Menentukan relevansi Islam dan hubungannya pada tiap bidang ilmu pengetahuan modern, 4) Mencari metode untuk melakukan sintesis antara spesifikasi keislaman dengan ilmu pengetahuan modern, dan 5) membawa pemikiran Islam pada arah pemenuhan pola sunatullah/ketentuan Allah.

Referensi

Al-Faruqi, (1986). Islamization of Knowledge: the General Principles and the Workplan, dalam Knowledge for what?, National Hijra Council.

Al Faruqi, Ismail Raji dan Lois Lamya Al Faruqi. (1998). Atlas Budaya Islam. terj. Ilyas Hasan, cet.1 Bandung: Mizan.

Al Faruqi, Ismail Raji. (1989). Islamization of Knowledge: general principle and work plan, Virginia: International Institute of Islamic Thought.

Al Faruqi, Ismail Raji. (1982). Tawhid: its Implications for Thought and Life, Kuala Lumpur: the International Institute ofIslamic Thought.

Butt, Nasim. (1996). Sains dan Masyarakat Islam. Badung: Pustaka Hidayah.

Capra, Fritjof. (2000). The Tao of Psycis: Menyingkap Kesejajaran Fisika Moderen dan Mistisme Timur, Bandung: Mizan.

Djamaluddin Ancok & Fuat Nashori Suroso. (2001). Psikologi Islami: Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haedar Nashir. (1997). Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ian.G. Barbour. (1966). Issues in Science and Relegion. New York: Herper Torchbooks.

Khalil, Imanuddin. (1994). Pengantar Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Sejarah. Jakarta: Media Dakwah.

Lois Lamya Al Faruqi. (1997). Allah Masa Depan Kaum Wanita, terj. Masyhur Abadi Surabaya: Penerbit al-Fikri.

M. Shafiq. (2000). Mendidik Generasi Baru Muslim. terj. Suhadi, cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhammad Naquib al-Attas. (1981). Islam dan Sekularisme. terj. Karsidjo, Bandung: Penerbit Pustaka.

Nata, Abuddin. (2010). Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

____________. (2005). Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saefuddin, Am. (2010). Islamisasi Sains dan Kampus Jakarta: PPA Counsultans.

Sani, Abdul. (1998). Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Unduhan

Diterbitkan

15-12-2022

Terbitan

Bagian

Article

Kategori